Monday, 28 May 2012

Mencoba Beternak Ayam Arab

Ayam arab  merupakan keturunan dari Ayam Brakel Kriel-Silver dari Belgia Disebut ayam arab karena dua hal: pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah.
Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab karena produksi telurnya tinggi, mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur 42,3 gram. Kuning telur lebih besar volumenya, mencapai 53,2% dari total berat telur. Jadi ayam arab ini fungsinya hanya sebagai ayam petelur saja.
Warna kerabang/bulu sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat. Warna kulit yang kehitaman dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung menjadikannya jarang dimanfaatkan sebagai ayam pedaging.
Ayam Arab mudah dikenali dari bulunya. Pada sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya berbentuk kecil berwarna merah muda dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.
Ciri lain Ayam Arab adalah pejantannya pada umur 1 minggu sudah tumbuh jengger, dan betina induk tidak memiliki sifat mengeram. Dari penampilan tubuhnya, tinggiAyam Arab dewasa mencapai 35 cm dengan bobot 1,5-2 kg. Kepalanya mempunyai jengger berbentuk tunggal dan bergerigi.Ayam ini berbulu tebal. Bulu di sekitar leher berwarna kuning dan putih kehitaman. Warna bulu badannya putih bertotol-totol hitam. Kokok suara jantan nyaring.
Ayam Arab betina dewasa tingginya mencapai 25 cm dengan bobot 1,0-1,5 kg. Kepalanya berjengger tipis, bergerigi. Badannya berbulu tebal. Selama usia produktif antara 0,8 1,5 tahun, betina arab terus-menerus bertelur, sehingga hampir setiap hari menghasilkan telur.
Secara genetis Ayam Arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam Arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging tipis dibanding ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat.
Keunggulan Ayam Arab antara lain:
  • Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
  • Berat telur 30-35 gram.
  • Warna kerabang telur putih
  • Harga induk tinggi
  • Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
  • Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga kali kawin
  • Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjiang.
Kelemahan Ayam Arab antara lain:
  • Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya bisa menimbulkan masalah
  • Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
  • Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai 1,1-1,2 kg
Rincian Biaya - Biaya :

  • Biaya untuk menghasilkan pullet (ayam arab siap bertelur) sekitar Rp 40.000 mulai dari pemeliharaan DOC.
  • Harga DOC sekarang Rp 4000/ekor (unsex = campur)
  • Pakan yang dikonsumsi per ekor per hari sekitar 1-1,5 ons
  • Harga telur ayam arab di tingkat produsen sekitar Rp 800-850/butir
Untuk mesin pembuat pellet adalah sbb :
  • Mixer (pencampur pakan) Kapasitas 80-100 kg/jam, power 8 PK Harga Rp 9.000.000-
  • Mesin pellet Kap 100 kg/jam, power 8 PK Harga Rp 11.500.000,-
  • Bapak bisa mendapatkan software gratis untuk menyusun bahan pakan unggas yang murah. Semoga bermanfaat*(SPt)



Peluang Usaha Terkait  :




No comments:

Post a Comment