Thursday 27 September 2012

Bercocok Tanam Padi

Apakah investasi / pembelian lahan pertanian padi menguntungkan ?
Investasi yang nilainya cenderung naik adalah investasi tanah terutama lahan pertanian, ada beberapa ukuran tanah seperti :

Meterpersegi = M2
1 Ubin = 14M2
1 Sangga/angga = 70 M2
1 Hektar = 10.000 M2


Pertanian padi membutuhkan sekitar 4 bulan dari masa penanaman hingga masa panen, beberapa langkahnya sebagai berikut :


Pada dasarnya pelaksanaan budi daya padi sawah yang dilakukan para petani di desa Pagelaran tidak jauh berbeda dengan para petani yang berada didaerah lainya di wilayah Kabupaten Pandeglang. Ada beberapa tahapan yang dilakukan para petani dalam malakukan budi daya padi sawah diantaranya yaitu : persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan panen.
  1. Persemaian
Persemaian dilakukan 25 hari sebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawah yang akan ditanami, hal ini dilakukan agar bibit yang sudah siap dipindah, waktu dicabut dan akan ditanam mudah diangkut dan tetap segar. Bila lokasi jauh maka bibit yang diangkut dapat stress bahkan jika terlalu lama menunggu akan mati.
Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan seluas 1 ha sebanyak 20 Kg, sedangkan benih yang digunakan adalah varietas pandan wangi. Benih yang hendak disemai sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar 2 x 24 jam, dalam ember atau wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya.
Bedengan persemaian dibuat seluas 100 m2/20 Kg. lahan untuk persemaian ini sebelumnya harus diolah terlebih dahulu, pengolahan lahan untuk persemaian ini dilakukan dengan cara pencangkulan hingga tanah menjadi Lumpur dan tidak lagi terdapat bongkahan tanah. Lahan yang sudah halus lumpurnya ini kemudian dipetak-petak dan antara petak-petak tersebut dibuat parit untuk mempernudah pengaturan air.
Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam dan sudah berkecambah ditebar dipersemaian secara hati-hati dan merata, hal ini didimaksudkan agar benih yang tumbuh tidak saling bertumpukan. Selain itu benih juga tidak harus terbenam kedalam tanah karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi pathogen penyebab busuk kecambah. Pemupukan lahan persemaian dilakukan kira-kira pada umur satu minggu benih setelah ditanam (tabur). Kebutuhan pupuk yang digunakan yaitu, 2,5 Kg Urea, 2,5 Kg TSP dan 1 Kg KCL. Kebutuhan tenaga kerja pada proses persemaian ini sebanyak 6 HOK.

  1. Pengolahan Tanah
Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempernudah perawatan tanaman. Pada proses pengolahan tanah ini kebutuhan tenaga kerja sebanyak 24 HOK.
Tahapan pengolahan tanah   yang dilakukan oleh petani dukecamatn Pagelaran bisa digambarkan sebagaim berikut.

Pengolahan lahan
Tujuan pengolahan lahan pada budi daya padi sawah adalah mengubah sifat fisik tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur . Keuntungan yang didapat selama pengolahan tanah yaitu gulma mati yang kemudian akan membusuk menjadi humus , aerasi tanah  menjadi lebih baik , lapisan bawah  tanah jenuh air , dan dapat menghemat air . Pada pengolahan tanah sawah , dilakukan perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan . Galengan {pematang } sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irgasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman .
Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan � kegiatan sebagi berikut .    

a.Pembersihan  
Galengan sawah dibersihkan dari rerumputan , diperbaiki , dan dibuat agak tinggi . Fungsi utama galengan disaat awal untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi .
            Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rerumputan . Kegiatan tersebut bertujuan agar   dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan . Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah.
Jerami tersebut dapat dibakar atau diangkut ke tempat lain untuk pakan ternak , kompos , atau bahan bakar . Pembersihan sisa � sisa tanaman dapat dikerjakan dengan tangan , cangkul , atau linggis .

b. Pencangkulan
Setelah dilakukan perbaikan galengan dan saluran , tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudut �sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor . Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah .

c. Pembajakan
            Pembajakan dan penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan . Kedua kegiatan tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanami padi . Pengolahan tanah dilakukan dengan dengan menggunakan mesin traktor . Sebelum dibajak ,tanah sawah digenangi air agar gembur . Lama penggenangan sawah dipengaruhi oleh kondisi tanah dan persiapan tanam . Pembajakan biasanya dilakukan dua kali . Dengan pembajakan ini diharapkan gumpalan � gumpalan tanah terpecah menjadi kecil � kecil  . Gumpalan tanah tersebut kemudian dihancurkan dengan garu sehingga menjadi Lumpur halus yang rata . Keuntungan tanah yang telah diolah tersebut yaitu air irigasi dapat merata              Pada petakan sawah yang lebar , perlu dibuatkan bedengan � bedengan . Antara bedengan satu dengan bedeng lainnya berupa saluran kecil. Ujung saluran bertemu dengan parit kecil di tepi galengan yang berguna untuk memperlancar air irigasi.
            Pada tahap pengolahan tanah ini kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 24 Hok serta 2 hari mesin traktor bekerja.

3 .Pelaksanaan Tanam
            Setelah persiapan lahan beres maka bibit pun siap ditanam. Bibit biasanya dipindah saat umur 20 � 25 hari. Cirri bibit yang siap dipindah ialah berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dank eras, bebasa hama penyakit dan pertumbuhannya seragam.
            Bibit ditanam dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian akarnya terbawa  semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawh dengan sebagian akar terbenam ke air. Bibit ditanam dengan posisi tegak dan dalam satu lubang ditanam 2-3 bibit, dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kuarang dari 2 cm bibit akan gampang hanyut.  Jarak tanam padi biasanya 20 x 20 cm
         
4.  Pemupukan
Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara bagi tanaman, oleh karena itu diperlukan penambahan unsure hara yang berasal dari pupuk organic maupun pupuk anorganik. Dosis pupuk tanaman padi sawah sangat dipengaruhi oleh jenis dan   tingkat kesuburan tanah, sejarah pemupukan yang diberikan dan jenis padi yang ditanam.
Penggunaan dosis pupuk untuk padi sawah yang dilakukan di daerah penelitian untuk lahan satu hektar adalah sebagai berikut Urea 200 Kg. TSP 200 Kg, dan KCL 100 Kg.  Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 12 hari dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan, sedangkan sisa pupuk di berikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada waktu tanaman berumur 40 hari. Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan pada tahap pemupukan ini adalah 4 Hok.

5.  Penyiangan (pengendalian gulma)
Perawatan dan pemelihraan tanaman sangat penting dalam pelaksanaan budidaya padi sawah. Hal-hal yang sering dilakukan oleh para petani di daerah penelitian adalah penyiangan (pengendalian gulma).                               
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang hidup bersama tanaman yang dibudidayakan. Penyiangan dilakukan 2 tahap, tahap pertama penyiangan dilakukan pada saat umur tanaman kurang lebih 15 hari dan tahap kedua pada saat umur tanaman berumur 30-35 hari. Penyiangan yang dilakukan adalah dengan cara mencabut gulma dan dimatikan dengan atau tanpa menggunakan alat, biasanya penyiangan ini dilakukan bersamaan dengan dengan kegiatan penyulaman. Pada tahap ini tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 30 HOK.

6.  Penyemprotan (Insektisida)
Hama dan penyakit yang sering ditemukan menyerang tanaman padi sawah adalah penggerek batang padi, walang sangit, wereng dan belalang. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan para petani adalah dengan menggunakan penyemprotan atau insektisida, untuk lahan seluas satu hektar petani hanya membutuhkan 2 orang tenaga kerja dan dalam waktu satu hari insektisida tersebut dapat diselesaikan. Sehingga kebutuhan tenaga kerja dalam tahap ini sebesar 2 HOK.

7.  Panen
            Hasil padi yang berkualitas tidak hanya diperoleh dari penanganan budi daya yang baik saja , tetapi juga didukung oleh penanganan panennya
Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah telah tua atau matang . Waktu panen tersebut berpengaruh terhadap jumlah produksi , mutu gabah , dan mutu beras yang akan dihasilkan . Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok . Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah , banyak beras yang pecah saat digiling , berbutir hijau , serta berbutir kapur.
       Panen padi untuk konsumsi biasanya dilakukan pada saat masak optimal. Adapun panen padi untuk benih memerlukan tambahan waktu agar pembentukan embrio gabah sempurna .
       Saat panen di lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal , seperti tinggi tempat , musim tanam , pemeliharaan , pemupukan , dan varietas . Pada musim kemarau , tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal . Bila dipupuk dengan nitrogen dosis tingi , tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari biasa . panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang . Secara umum , padi dapat di panen pada umur antara 110 � 115 hari setelah tanam .
Kriteria tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut
1)     Umur tanaman tersebut telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut.
2)     Daun bendera dan  90% bulir padi telah menguning.
3)     Malai padi menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas.
4)     Butir gabah terasa keras bila ditekan.Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih dan keras bila di gigit.Biasanya gabah tersebut memiliki
kadar air 22-25%.
            Cara panen berbeda-beda tergantung kebiasan serta tingkat adopsi teknologi petani. Para petani didaerah penelitian melakukan panen dengan cara memotong batang berikut malainya.Batang padi dipotong pada bagian bawah, tengah, atau atas dengan menggunakan sabit (arit). Gabah hasil panen kemudian  dirontokan di sawah. Keterlambatan perontokan dapat menunda kegiatan pengeringan dan dimungkinkan gabah berbutir kuning.
Cara perontokan yang dipakai para petani dengan cara dihempaskan. Setahap demi setahap batang padi yang telah dipotong dihempas pada kayu atau kotak gebug agar gabah terlepas dari malai dan terkumpul di alas . Hempasan diulang 2 � 3 kali sehingga tidak ada gabah yang tertinggal di malai . Jerami kemudian ditumpuk di tempat yang lain. Pada tahap panen ini tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini sangat banyak sekitar 20 tenaga kerja dan dapat menyelesaikan pemanenan ini selam 3 hari atau kebutuhan tenaga kerja panen sebanyak 60 HOK.

C. Kalender Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja  
            Untuk melihat kegiatan petani dalam melakukan budidaya padi sawah di daerah penelitian hal tersebut bisa dilihat dengan cara menganalisis Kalender kerja petani yang terdapat pada  tabel 1.
Tabel 1. Kalender Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Padi Sawah
Hari ke-
Kegiatan
Kebutuhan Tenaga Kerja
-25
-23
-23 � 0
-20
0
12
15
30
40
80
115
Persemaian
Tabur Benih
Pemeliharaan-Persemaian
Pengolahan tanah
Tanam
Pupuk I
Menyiangai I
Menyiangi II
Pupuk II
Insektisida
Panen
4 HOK
2 HOK
5 HOK
24 HOK
80 HOK
2 HOK
15 HOK
15 HOK
2 HOK
2 HOK
60 HOK
JUMLAH
211 HOK

              Tabel 1. memperlihatkan data kalender kerja petani dalam melakukan budidaya padi sawah dimana petani mulai melakukan kegiatan pada hari ke 25 sebelum masa tanam, dalam table tersebut bisa dilihat juga bahwa budidaya padi sawah membutuhkan waktu sekitar 140 hari, dengan efektifitas melakukan kegiatan disawah selama 22 hari. Kebutuhan tenaga kerja dalam budidaya padi sawah ini cukup besar yaitu mencapai 211 Hari Orang Kerja (HOK). Kebutuhan tenaga kerja terbesar pada budidaya padi sawah ini adalah pada saat tahapan tanam dan panen, yang mencapai 80 HOK dan 60 HOK.

D. Analisis Usaha Tani Padi Sawah
              Analisis usaha bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan dating dari perencanaan atau tindakan. Dalam setiap kegiatan atau usaha yang dilakukan haruslah mendapat keuntungan. Oleh karena itu setiap usaha akan mengharapkan imbalan, imbalan tersebut berupa pendapatan.
              Pendapatan usaha adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Total penerimaan merupakan hasil perkalian dari total produksi yang dihasilkan dengan tingkat harga yang berlaku, sedangkan total biaya adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam melakukan proses produksi, sehingga besar kecilnya nilai penerimaan sangat ditentukan oleh jumlah hasil(output) yang diperoleh dari kegiatan produksi  dan harga output per satuan.
              Pengeluaran dalah usaha tani padi sawah adalah biaya yang dikeluarkan pada saat proses budidaya samapai proses panen, biaya tersebut terdiri dari biaya pembelian benih, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaya penyewaan mesin traktor, biaya insektisida dan biaya penyusutan.
              Komponen biaya dari usaha tani padi sawah didaerah penelitian bisa dilihat pada Table 2. Komponen biaya merupakan hasil pengadaan dari jumlah fisik yang digunakan dengan harga atau tingkat upah yang berlaku. 

Tabel 2. Komponen Biaya Usaha Tani Padi Sawah per Hektar
Uraian
Rp.
%
Biaya Benih
75.000
1,16
Biaya Pupuk
789.300
12,25
Biaya Tenaga Kerja
4.220.000
65,51
Biaya Mesin Traktor
980.000
15,21
Biaya Insektisida
150.000
2,33
Penyusutan
227.500
3,53
Total Biaya
6.441.800
100,00
     
            Tabel 2. memperlihatkan bahwa komponen biaya terbesar adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar 65,51% dari total biaya, hal ini menggambarkan bahwa budidaya padi sawah yang dilakukan secara konvensional masih membutuhkan tenaga kerja yang banyak, disatu sisi budidaya padi sawah ini dapat menyerap tenaga kerja namun disisi lain hal tersebut membuat budidaya padi sawah tidak efisien.
Analisis Usaha Tani budidaya padi sawah (lampiran), memperlihatkan produksi (output) padi yang dihasilkan para petani dengan luas lahan satu hektar dalam sekali produksi selama 140 hari adalah sebanyak 7000 Kg (7 ton), ini merupakan hasil/produksi terbaik (maksimal) para petani dalam melakukan budidya padi sawah. Hasil analisis usaha tani ini, petani pendapatan (laba) yang diterima petani sebesar Rp.2.658.200/Produksi, atau perharinya selama satu kali produksi petani memperoleh pendapatan Rp. 18.987. Berdasarkan analisis usaha tani yang dilakukan penulis ukuran efisiensi usaha yang digunakan adalah koefisien perbandingan penerimaan dan biaya (R/C). berdasarkan perbandingan ini petani memperoleh R/C sebesar 1,41 artinya petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.410 dari Rp.1.000 biaya yang dikeluarkan. Untuk analisis selanjutnya bahwa BEP. Volume Produk dapat tercapai jika produksi budidaya padi sawah tersebut menghasilkan output sebesar 4.955 Kg, sedangkan BEP. Harga Produk dihasilkan sebesar Rp. 920/Kg, artinya Titik impas harga produk akan tercapai pada saat harga produk sebesar Rp. 920/Kg.
Hasil analisis usaha tani dihasilkan bahwa Budidaya (usaha) padi sawh di daerah kecamatn Pagelaran Cukup menguntungkan, namun jika di kaji lagi lebih lanjut kecilnya nilai R/C yang diperoleh para petani tersebut disebabkan oleh besarnya biaya tenaga kerja, akibat kebutuhan tenaga keja yang besar dan lamanya waktu satu kali produksi.
     
a.      Kesimpulan
Usaha tani padi sawah yang dilakukan di daerah Kecamatan Pagelaran masih bersifat konvensional, Kecamatan Pagelaran sebagai salah satu sentra produksi tanaman pangan padi sawah mempunyai potensi yang cukup bagus jika terus di kembangkan.
Budidaya padi sawah yang dilakukan para petani tidak jauh berbeda dengan para petani di daeraa lainnya, tahapan yang dilakukan para petani dalam melaksanakan kegiatan budidaya padi sawah ini yaitu, persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan panen. Dimana selama proses budidaya ini membutuhkan waktu sekitar 140 hari,
  Analisis Usaha Tani budidaya padi sawah  memperlihatkan bahwa produksi  padi yang dihasilkan para petani sebanyak 7000 Kg (7 ton) per hektar, dan harga yang diterima oleh petani sebesar Rp. 1.300/Kg ini merupakan hasil dan harga maksimal para petani. Hasil analisis usaha tani ini, petani pendapatan (laba) yang diterima petani sebesar Rp.2.658.200/Produksi, atau perharinya selama satu kali produksi petani memperoleh pendapatan Rp. 18.987.
Berdasarkan analisis usaha tani, ukuran efisiensi usaha yang digunakan adalah koefisien perbandingan penerimaan dan biaya (R/C). berdasarkan perbandingan ini petani memperoleh R/C sebesar 1,41 artinya petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.410 dari Rp.1.000 biaya yang dikeluarkan.
Untuk analisis selanjutnya bahwa BEP. Volume Produk dapat tercapai jika produksi budidaya padi sawah tersebut menghasilkan output sebesar 4.955 Kg, sedangkan BEP. Harga Produk dihasilkan sebesar Rp. 920/Kg, artinya Titik impas harga produk akan tercapai pada saat harga produk sebesar Rp. 920/Kg, sehingga jika harga gabah dibawah Rp. 920/Kg petani akan mengalami kerugian.

b.     Saran
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki dalam upaya meningkatkan produktivitas dan keuntungan usaha tani padi sawah, diantaranya :
  1. Pemeliharaan yang maksimal harus diupayakan dan Kontrol terhadap tanaman selama budidaya harus terus ditingkatkan.
  2. Penggunaan dosis pupuk tetap dipertahankan sesuai dengan standar kebutuhan, sehingga hasil yang dihasilkan dapat maksimal.
  3. Menekan Kebutuhan tenaga kerja, dengan cara peningkatan teknologi budidaya padi sawah dan pengunaan alternatif pengolahan lahan seperti dengan cara budidaya padi sawah Tanpa Olah Tanah (TOT).





Peluang Usaha Lainnya :