Friday 11 November 2011

Proposal Usaha Kerajinan Bordir


Kerajinan bordir merupakan salah satu sektor usaha unggulan yang dapat menopang peningkatan taraf hidup masyarakat di Indonesia. Kerajinan bordirjuga terbukti mampu menembus pasar ekspor. Salah satunya pengusaha yang berhasil dalam usaha kerajinan bordir adalah ibu Mutia.
Usaha ini dilakoni bu Mutia, pemilik Mutia Bordir sejak tahun 1987. Awalnya dia mendapat bantuan 1 buah mesin jahit dari P2WIK yang sekarang awam orang dikenal dengan dinas deperindag.

Konsumen
Penggemar kain bordir adalah kaum wanita, bukan hanya disukai para ibu saja. Saat ini kerajinan bordir juga digemari remaja putrid, karena bentuknya sekarang mulai berkembang sesuai dengan perkembangan fashion yang ada.
Info bisnis
“Saya selalu ingat mbak, dulu saya dibilangin bapaknya (pihak P2WIK) untuk jadi pengusaha,” ungkapnya serambi tertawa. Namun usahanya sekarang telah berkembang. Dari hanya mempunyai 1 buah mesin jahit, sekarang menjadi lebih dari 10 buah mesin jahit, dengan beberapa karyawan.
Dalam ruangan berukuran sekitar 2 x 5 m inilah usaha Mutia Bordir dibuat. Mutia Bordir lebih mengkhususkan dibidang garmen. Produk yang dihasilkan berupa baju-baju dengan bordir yang khas.
Konsumen akan dapat langsung melihat keunikan motif bordir yang menempel pada baju-baju yang dihasilkan dari Mutia Bordir. Motifnya yang klasik hampir seperti motif batik tulis menjadi keunggulan Mutia Bordir untuk bersaing dengan kompetitor yang lain.
Mutia Bordir memang belum lama beralih ke motif klasik ini, namun demi memenuhi keinginan pasar yang terus berkembang pilihan untuk menemukan satu inovasi yang baru harus terus berkembang.
“Inovasi untuk desain itu harus selalu berjalan bahkan berlari mbak,” ungkap ibu dengan perawakan mungil ini. Bahan baku pokok untuk usahanya ini dibelinya dari satu pabrik di Medari Sleman sedangkan bahan kombinasi hanya dibelinya dipasar terdekat. Produk dari Mutia Bordir sangatlah terjangkau, rata rata berkisar antara 80 ribu rupiah.
Prospek cerah sektor usaha unggulan kerajinan bodir ini memiliki omzet penjualan bisa mencapai 10 juta rupiah dalam sebulan. Untuk para karyawannya, bu Mutia memberi upah sesuai dengan bagian kerja yang mereka lakukan yakni antara 15.000 sampai 25.000 per harinya dan jika banyak pesanan sistem upah borongan.
Jenis produk bordir bermacam-macam satu diantaranya adalah pakaian. Permintaan produk bordir berupa pakaian senantiasa mengalami peningkatan terutama menjelang perayaan hari besar umat Islam yaitu pada Idul Fitri dan Idul Adha.
Permintaan produk bordir lainnya relatif stabil tidak terlalu terpengaruh dengan hari-hari besar Islam. Produk-produk dimaksud seperti louper, bedcover, penunjang alat makan dan lain-lain. Sebagian besar produk bordir ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumen luar negeri, hanya 40% produksi bordir yang ditujukan untuk konsumen dalam negeri.
Tahap Perkerjaan Kerajinan Bordir
Tahap pekerjaan secara garis besar dibagi menjadi 10 macam :
1. Menyediakan dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Menyiapkan dan membuat desain motif.
3. Memindah atau menjiplak desain motif pada kain yang hendak dibordir.
4. Memasang kain yang sudah diberi motif pada ring.
5. Memilih, menentukan dan memasang benang bordir pada mesin bordir.
6. Menyiapkan, memeriksa dan menggerakkan mesin bordir yang hendak kita pakai.
7. Membuat bordiran sesuai dengan motif pada kain.
8. Membuat krawang dengan alat solder apabila krawang tidak dibuat langsung dengan mesin bordir.
9. Membersihkan sisa-sisa benang bordir yang melekat dibalik permukaan kain yang sudah dibordir.
10. Menyetrika hasil bordiran agar kelihatan bagus.
Kelebihan bisnis
Permintaan pasar akan kerajinan bordir semakin hari semakin meningkat, bahkan bukan hanya pakaian saja yang saat ini ramai dicari konsumen. Pelaratan rumah tangga yang terbuat dari kerajinan bordir, juga banyak diminati konsumen.
Kekurangan bisnis
Saat ini bu Mutia mengakui  sedang kekurangan sumber daya manusia yang terampil, namun usahanya tetap berjalan seperti biasanya. Tidak semua orang memiliki keahlian untuk memproduksi kerajinan bordir, sehingga Bu  Mutia merasa kesulitan mencari SDM yang benar – benar terampil dalam bidang tersebut. Jadi produksinya masih terbatas, dan belum bisa memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
Pemasaran
Pecinta Mutia Bordir memang barulah domestik saja, selain memenuhi pasar Yogjakarta kebanyakan produknya lari ke Jakarta dan ada beberapa diantaranya ke Surabaya, bahkan Riau. Mutia Bordir bekerja memang bedasarkan dari pesanan yang ada selain menyediakan stok untuk gerai kecil didalam rumah bu Mutia sendiri.
Karena memang sudah sangat lama usaha dibidang ini Mutia Bordir mempunyai banyak kolega yang biasa memesan produknya untuk dipasarkan, walaupun diakui ibu yang selalu murah senyum ini sangatlah banyak usaha yang bergerak dibidang yang sama dengan yang dilakoninya tersebut. Namun produk mutia bordir yang sudah melekat pada masyarakat, mampu bersaing dengan produk lainnya.
Kunci sukses
Untuk pengembangan ekspor produk-produk bordir agar tetap diminati oleh konsumen di luar negeri, peningkatan mutu desainserta diversifikasi produk akan sangat membantu mempertahankan selera konsumen. Oleh karena itu Ibu Mutia mempertahankan kualitas produk, bahkan lebih inovatif dalam menciptakan produk baru. Sehingga menarik pelanggan baru, dan pelanggan lama pun juga tidak berpaling dari Mutia bordir.
Analisa Ekonomi

Pengeluaran 
Pembelian Bahan Baku                       : Rp 3.000.000,00
Biaya Operasional 1 Bulan                  : Rp   500.000,00
Gaji 10 orang karyawan @ Rp 400.000,00     : Rp 4.000.000,00+
Total Pengeluaran                          : Rp 7.500.000,00

Pemasukan 
Penjualan Baju Bordir 1 bulan (100 potong) : Rp 10.000.000,00

Laba Bersih 
Rp. 10.000.000,00 - Rp. 7.500.000,00       : Rp. 2.500.000,00
Source  :  http://bisnisukm.com
Proposal Usaha Terkait  :
Proposal Usaha Toko Tas dan Sepatu
Proposal Usaha Rias Pengantin
Proposal Usaha Menjahit

No comments:

Post a Comment